Selasa, 29 Januari 2013

JALAN SURGA


Oleh: Kafa Billāh Syahīda


Perhatikan! “Barang siapa menempuh jalan dalam rangka menimba ilmu maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga.” Itulah hadits dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Muslim. Betapa pentingnya ilmu dalam kehidupan. Sampai-sampai Allah mengibaratkan “perjalanan” pencarian ilmu laksana sebuah trip menuju surga-Nya. Kalau sudah begitu, siapa yang tidak tertarik untuk menuntut ilmu?

Ilmu memang tidak boleh “dituntut”, karena ilmu tidak pernah bersalah. Jadi, jangan sekali-kali menuntut ilmu dengan membawanya ke pengadilan (just kidding). Ini jika kita memantai menuntut ilmu dengan arti yang sebenarnya. Tentu makna menuntut ilmu di sini lebih ke makna konotatif. Dimana menuntut ilmu adalah sebuah usaha untuk mengumpulkannya dalam pikiran dan kalbu.

Dalam surat al-Mujādalah ayat 11 misalnya, Allah berjanji akan memberikan kemuliaan beberapa derajat kepada orang-orang yang beriman dan berilmu. Sudah tidak dimungkiri lagi artinya pentingnya ilmu dalam kehidupan. Terlebih dalam masalah agama. Orang yang beramal tidak didasari ilmu maka amalnya akan sia-sia. Inilah mengapa mereka yang memiliki ilmu memiliki poin plus dari-Nya.

Jika dunia adalah miniatur kehidupan akhirat maka menimba ilmu adalah visualisasi perjalanan menuju surga Allah di akhirat nanti. Jatuhnya pilihan untuk memperdalam ilmu adalah bagian dari tekad untuk meraih ridha-Nya. Dimana ketika Allah sudah meridhai jalan hamba-Nya maka pastilah surga sebagai balasan-Nya. Selain insya Allah mendapatkan bonus untuk bertemu dengan-Nya.

Ketika kita pergi ke suatu tempat dalam rangka mencari ilmu maka sejatinya perjalanan itu adalah perjalanan menuju surga. Tapak kaki kita selangkah demi selangkah hakikatnya adalah langkah menuju keridhaan-Nya. Semakin bersemangat kita melangkah maka semakin cepat pula jalan kita menuju surga-Nya nanti. Sebaliknya, kalau bermalas-malasan maka akan lama sampainya, atau tidak sampai sama sekali.

Jika sudah demikian maka rasanya ghīrah (semangat) pencarian ilmu harus digiatkan kembali. Hal itu karena keberlangsungan hidup manusia ditentukan oleh ilmu pengetahuan. Ibadah kepada Allah juga harus berlandaskan ilmu yang benar. Dengan demikian maka tidak ada alasan untuk berhenti menimba ilmu. Sebab, ketika kita berhenti melangkah dalam mencari ilmu berarti kita menghentikan langkah menuju surga.

Motif menimba ilmu pastinya beragam. Namun yang paling penting adalah meniatkannya karena Allah. Menuntut ilmu untuk meraih surga sebenarnya tidak ada masalah. Karena ketika kita (harus) mengharapkan pamrih maka hendaknya berharap kepada Allah. Ketika kita sudah mampu menikmati indahnya mencari ilmu maka pada saat itulah keridhaan Allah yang menjadi tujuannya.

Sekali lagi, marilah merenung masihkah ada secercah semangat jalan jiwa untuk menimba ilmu? Pastinya, jalan ilmu kita adalah jalan yang baik dan diridhai oleh Allah. Sudah mafhum bahwa menuntut ilmu adalah bagian dari cara untuk memudahkan jalan menuju Sang Esa. Jika kita memilih untuk terus menimba ilmu, kita telah memilih jalan surga. Allāhu a’lamu. []

0 komentar:

Posting Komentar