Oleh: Kafa Billāh Syahīda
Perhatikan! “Barang siapa menempuh jalan dalam rangka menimba ilmu
maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga.” Itulah hadits dari Abu
Hurairah yang diriwayatkan oleh Muslim. Betapa pentingnya ilmu dalam kehidupan.
Sampai-sampai Allah mengibaratkan “perjalanan” pencarian ilmu laksana sebuah trip
menuju surga-Nya. Kalau sudah begitu, siapa yang tidak tertarik untuk menuntut
ilmu?
Ilmu memang tidak boleh “dituntut”, karena ilmu tidak pernah bersalah.
Jadi, jangan sekali-kali menuntut ilmu dengan membawanya ke pengadilan (just
kidding). Ini jika kita memantai menuntut ilmu dengan arti yang
sebenarnya. Tentu makna menuntut ilmu di sini lebih ke makna konotatif. Dimana
menuntut ilmu adalah sebuah usaha untuk mengumpulkannya dalam pikiran dan
kalbu.
Dalam surat al-Mujādalah ayat 11 misalnya, Allah berjanji akan
memberikan kemuliaan beberapa derajat kepada orang-orang yang beriman dan
berilmu. Sudah tidak dimungkiri lagi artinya pentingnya ilmu dalam kehidupan.
Terlebih dalam masalah agama. Orang yang beramal tidak didasari ilmu maka
amalnya akan sia-sia. Inilah mengapa mereka yang memiliki ilmu memiliki poin plus
dari-Nya.
Jika dunia adalah miniatur kehidupan akhirat maka menimba ilmu adalah
visualisasi perjalanan menuju surga Allah di akhirat nanti. Jatuhnya pilihan
untuk memperdalam ilmu adalah bagian dari tekad untuk meraih ridha-Nya. Dimana
ketika Allah sudah meridhai jalan hamba-Nya maka pastilah surga sebagai
balasan-Nya. Selain insya Allah mendapatkan bonus untuk bertemu
dengan-Nya.
Ketika kita pergi ke suatu tempat dalam rangka mencari ilmu maka
sejatinya perjalanan itu adalah perjalanan menuju surga. Tapak kaki kita selangkah
demi selangkah hakikatnya adalah langkah menuju keridhaan-Nya. Semakin
bersemangat kita melangkah maka semakin cepat pula jalan kita menuju surga-Nya
nanti. Sebaliknya, kalau bermalas-malasan maka akan lama sampainya, atau tidak
sampai sama sekali.
Jika sudah demikian maka rasanya ghīrah (semangat) pencarian ilmu
harus digiatkan kembali. Hal itu karena keberlangsungan hidup manusia
ditentukan oleh ilmu pengetahuan. Ibadah kepada Allah juga harus berlandaskan
ilmu yang benar. Dengan demikian maka tidak ada alasan untuk berhenti menimba
ilmu. Sebab, ketika kita berhenti melangkah dalam mencari ilmu berarti kita
menghentikan langkah menuju surga.
Motif menimba ilmu pastinya beragam. Namun yang paling penting adalah
meniatkannya karena Allah. Menuntut ilmu untuk meraih surga sebenarnya tidak
ada masalah. Karena ketika kita (harus) mengharapkan pamrih maka hendaknya
berharap kepada Allah. Ketika kita sudah mampu menikmati indahnya mencari ilmu
maka pada saat itulah keridhaan Allah yang menjadi tujuannya.
Sekali lagi, marilah merenung masihkah ada secercah semangat jalan jiwa
untuk menimba ilmu? Pastinya, jalan ilmu kita adalah jalan yang baik dan
diridhai oleh Allah. Sudah mafhum bahwa menuntut ilmu adalah bagian dari cara
untuk memudahkan jalan menuju Sang Esa. Jika kita memilih untuk terus menimba
ilmu, kita telah memilih jalan surga. Allāhu a’lamu. []
0 komentar:
Posting Komentar