Jumat, 17 Mei 2013

MENIMBA CINTA

Oleh: Samsul Zakaria (Ka’ Sams)

 
Kamis (16/5/’13). Pukul 14.00 (02.00 PM), sesuai dengan jadwal yang ada, saya dan Iqbal Zen akan mengikuti kuliah bersama pensyarah Puan (PN.) Nabilah Yusof. Kami tidak dibagi tahu mata kuliahnya. Di jadwal hanya tertulis kode kursus, KUMP, hari, masa (jam), tempat, dan tempoh (lama kuliah). Sementara untuk mata kuliah, baru kami ketahui (prediksi) ketika sudah masuk ke penjelasan pensyarah (dosen).

Sesaat sebelum pukul 14.00, usia shalat Dhuhur, kami siap-siap untuk masuk kelas. Kami mencoba untuk melihat sejenak suasana kelas dari pintu depan. Kami terkejut, ruangan yang sangat besar itu diisi oleh para wanita. Tidak ada satupun laki-laki yang (sudah) hadir dalam ruangan tersebut. Kami pun akhirnya berfikir, apakah memang ini kelas khusus wanita. Dengan mata kuliah misalnya “Fikih Wanita” (Fiqhu an-Nisā’).

Semasa dengan itu, saya mencoba menghubungi teman-teman yang ada di Fakulti Pengajian al-Quran dan Sunnah via SMS. Kalau mereka ada kelas juga, lebih baik kami mengikuti kelas mereka. Kami dapati kabar kalau setengah jam lagi, mereka ada kelas. Tetapi, kami tidak langsung menuju fakulti mereka. Kami tunggu barang sejenak. Jika ada laki-laki yang masuk “kelas wanita” itu, kami akan turut serta masuk pula.

Ternyata sekitar 5 menit kemudian, para kaum Adam, mulai masuk ruangan. Kami pun akhirnya membersamai mereka. Di dalam ruang, terasa gaduh. Mereka sedang membaca (menghafal) kitab lumayan tebal yang kami tidak tahu pasti judulnya. Usut punya usut, ternyata siang itu mereka akan mengikuti imtihān (ujian) akhir. Kami putuskan untuk keluar ruangan karena tidak mungkin kami mengikuti imtihan mereka.

Kami pun bergegas menuju Fakulti Pengajian al-Quran dan Sunnah. Di sana, kami menuju lantai 4 (ath-thābiq ar-rābi’) dan bertemu 3 teman kami yang sedang magang, di ruangan masing-masing. Hampir pukul 15.00 (03.00 PM), kami baru masuk kelas yang diampu oleh dosen yang berasal dari Jawa Timur, Indonesia. Kelas sudah berjalan, tetapi Dr. Haidar –nama singkat dosen itu– mempersilakan kami masuk.

Saat memasuki kelas, kami disambut dengan hangat oleh Dr. Haidar dan para mahasiswa (students). Dr. Haidar mengenalkan kami, bahwa kami datang dari UII, Yogyakarta, Indonesia. Serentak mereka mengungkapkan kegembiraan sebagai ucapan selamat datang (tahni-ah, marhaban). Kami mengikuti kelas sekitar satu jam. Setelah kelas berakhir, kami berbincang banyak dengan students.

Source: http://img293.imageshack.us/img293/8793/raincatsgy3.jpg
Subhanallāh. Mereka sangat welcome dengan keberadaan kita. Kami berbincang dengan akrab dan hangat. Kami bercakap dengan 3 bahasa sekaligus: Arab, Inggris, dan Melayu. Salah satu dari mereka mengenalkan bahwa di kelas tersebut ada mahasiswa dari “luar” juga: Libya dan China. Mereka pun mengabarkan mana mahasiswa yang dimaksud. Sharing keilmuan dan suasana akademik kampus menjadi salah satu topik perbincangan.

Siang itu, saya khususnya merasa sedang menimba banyak pelajaran kehidupan di ruangan itu. Saya belajar bagaimana mereka mampu menyambut tamu dengan sangat hangat dan bersahabat. Selain menimba ilmu dan pengetahuan di USIM, diam-diam saya juga menimba “cinta”. Cinta, dimana saya dan mereka adalah saudara yang selaiknya sejak awal jumpa sudah saling berbagi dan mengasihi. Alhamdulillāh, kami memuji-Mu ya Allah. []

0 komentar:

Posting Komentar