Sabtu, 18 Mei 2013

BOLA TAMPAR (2)

Oleh: Samsul Zakaria (Ka’ Sams)

 
Narasi yang pertama kali saya tulis dalam rangkaian lawatan ke Malaysia berjudul “Bola Tampar”. Awalnya, saya tidak punya pikiran untuk meneruskan judul itu di tulisan selanjutnya. Hal itu menjadi berbeda saat saya sudah berada di USIM dan benar-benar menampar bola, bermain bola tampar alias volley. Saya bermain bersama teman-teman mahasiswa Indonesia yang sedang belajar bachelor dan master di USIM.

Inilah suasana pertandingan siang itu.
Ceritanya, tanggal 18-22 Mei 2013 adalah International Week. Minggu Internasional itu maksudnya adalah pekan yang diperuntukkan khusus bagi international students di USIM. Semua international students beradu tanding dalam beberapa perlombaan dalam acara tersebut. Lomba tersebut meliputi bidang olah raga dan seni, termasuk lomba masak. Dan “bola tampar” pastinya menjadi bagian dari lomba di agenda tersebut.

Kamis (16/5/’13) malam, saya turut berkumpul di kontrakan Anggrek. Kontrakan tersebut dihuni khusus oleh mahasiswa Indonesia yang sedang studi master di USIM. Mayoritas mereka adalah alumni Pondok Modern Darussalam Gontor. Mereka yang tinggal di kontrakan itu memiliki mobil sendiri. Mobil tersebut dibeli dengan patungan. Harga mobil (di) Malaysia lumayan terjangkau. Mobil itu seharga 5 ribu RM saja, berkisar 15 juta rupiah.

Di kontrakan itulah, saya diajak serta untuk bermusyawarah tentang kesiapan Indonesian students dalam menghadapi pekan internasional itu. Malam itu, acara dipandu oleh Kak Elvan, yang berasal dari Bengkulu, Sumatera. Kak Elvan terlebih dahulu bercerita tentang keadaan dan kesiapan mahasiswa Indonesia. Mereka siap untuk tournament futsal dan tenis tetapi masih lemah dalam pertandingan volley atau bola tampar.

Saya yang memang gemar bermain bola tampar, unjuk tangan. Saya siap untuk ikut serta berlaga. Forum mengapresiasi, mempersilakan saya untuk ikut bermain bola tampar. Akhirnya, Sabtu (18/5/’13) saya ikut bermain bola tampar di lapangan olahraga (sukan) USIM. Saya baru ikut bermain pada sesi semifinal. Pasalnya, pagi hari saya masih di KK1, dan belum beranjak menuju lokasi. Siangnya saya ke lokasi, dan –beryukur– masih sempat bermain.

Di semifinal, kami kalah. Setelah itu, kami masih bertanding lagi memperebutkan juara ketiga. Kami berhadapan dengan Zambia, dan ternyata tidak berhasil untuk mengunggulinya. Tidak masalah bagi kami. Terpenting, kata Kak Elvan, adalah persahabatan dan kebersamaan. Tujuan utama dari event ini bukan semata kemenangan. Lebih jauh dari itu adalah bagaimana menjalin kedekatan yang akrab dengan students dari negara lain.

Kebersamaan mahasiswa Indonesia di USIM lepas bermain "Bola Tampar".
Berbicara tentang permainan kami siang itu, memang lumayan “kocak”. Lawan yang kami hadapi memiliki kemampuan yang sedang-sedang saja. Mereka memiliki smasher, tetapi dengan kekuatan yang biasa. Memang bisa dipastikan bahwa peserta pertandingan bukanlah atlet profesional, tetapi atlet(-atletan) yang just being enjoy. Kalau kami kalah, simpulannya kamipun –sebenarnya– tidak lebih baik dari mereka.

Dalam permainan bola tampar memang ada teknik dasar yang mesti dikuasai. Dari mulai passing bola, service bola, dan terakhir barulah smashing (pukulan keras). Saya perhatikan, tim kami kurang menguasai teknik-teknik dasar itu. Kalau teknik dasarnya masih minim tentu untuk “pukulan” juga demikian. Lepas dari itu, olahraga lebih pada anjuran-baik untuk menjaga kesehatan dan kebugaran badan. Menang-kalah adalah hal biasa. Itu! []


0 komentar:

Posting Komentar